Kamis, 27 Agustus 2009

Kematian Bukan Akhir kehidupan

Kematian Bukan Akhir dari Kehidupan

Tiap-tiap makhluk yang bernyawa pasti merasakan kematian dan kematian itu bukan akhir dari suatu kehidupan. Bagi kita selaku hamba Allah SWT yang beriman dan mengerjakan amal saleh kematian merupakan awal dari kehidupan baru menuju kepada kehidupan yang kekal dan abadi di akhirat.Hidup dan mati disebutkan Allah SWT di berbagai surat dan ayat dalam Al Quran. Di antaranya firman Allah dalam Surat Al Anbiyaa’ ayat 34-35 yang artinya. “Kami tidak menyediakan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu. Maka jikalau kamu mati apakah mereka akan kekal. Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” Begitulah ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada setiap makhluknya yang bernyawa. Salah satu cobaan yang sering memperdaya manusia berupa kenikmatan duniawi harta dan tahta. Demi mendapatkan harta manusia bekerja keras siang dan malam tanpa mengenal waktu sampai-sampai beribadah kepada Allah SWT terabaikan. Harta menjadi berhala baginya. Demikian pula dengan tahta manusia mencapainya dengan menzalimi lawan-lawan politiknya dan menghalalkan semua cara.Padahal harta dan tahta hanya sudut pandang manusia yang tidak pernah sama selain itu merupakan kenikmatan duniawi yang tidak ada artinya apa-apa jika dibandingkan dengan kenikmatan hidup di akhirat.Kenikmatan yang dijanjikan Allah SWT di akhirat berlangsung terus menerus abadi tidak lagi dibatasi oleh waktu.Demikian pula dengan siksaan yang diberikan Allah SWT. Oleh sebab itu Allah SWT mengingatkan manusia dengan berbagai perumpamaan hidup di dunia ini. Misalnya dalam Surat Yunus ayat 24 Allah SWT berfirman yang artinya. “Sesungguhnya perumpamaan hidup di dunia itu adalah seperti air hujan yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman di bumi di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan memakai pula perhiasannya dan petani mengira bahwa mereka pasti menguasainya. Tiba-tiba datanglah kepada mereka azab Kami di waktu malam atau siang lalu Kami jadikan tanam-tanamannya laksana tanaman yang sudah disabit seolah-olah belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami jelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang berfikir.”Ayat di atas menerangkan pada manusia bahwa usia kehidupannya di dunia laksana usia tumbuh-tumbuhan. Pepatah mengatakan umur manusia laksana buah kelapa tua dan muda gugur ke bumi. Jika manusia menyangka kehidupannya di dunia kekal maka nasibnya akan sama seperti nasib seorang petani yang menanam sayur-sayuran. Petani berangan-angan sayuran yang ditanamnya akan tumbuh subur sehingga dapat dipanen. Namun tiba-tiba datang hama menyerang seluruh sayuran yang ditanamnya. Pada mulanya daunnya layu berwarna kuning kemudian daun itu gugur satu persatu ke bumi lalu mati.Para ahli tasauf berpendapat bahwa dunia ini merupakan kebun akhirat. Di dunia manusia menuai benih kebajikan dan di akhirat nanti akan memanennya. Hati merupakan tanahnya dan iman menjadi benih yang disemaikan di atas tanah. Ibadah yang dikerjakan merupakan air yang menyuburkan tanah sehingga tanaman dapat tumbuh subur. Hari kiamat merupakan waktu panen. Seseorang tentu tidak akan memanen apabila ia tidak pernah menanam.Dalam sebuah hadits dari Anas bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya tiada kehidupan yang sebenarnya melainkan kehidupan di akhirat” (Hadits riwayat Bukhari). Segala kenikmatan dan kekayaan di dunia tidak kekal. Bahkan kenikmatan hidup di dunia ini sifatnya hanya sesaat saja. Semua kenikmatan hidup di dunia ini bila meninggal dunia akan ditinggalkan. Oleh karena itu cintailah kehidupan dunia tapi hanya sekedarnya saja. Seorang muslim harus berani mengorbankan kenikmatan duniawinya demi kebahagiaan hidup di akhirat. Hal ini bukan berarti kenikmatan hidup duniawi lalu ditinggalkan.Naluri setiap manusia sangat mencintai kehidupan duniawi bahkan tidak seorangpun mengharapkan kematian secepat itu. Manusia ingin hidup seribu tahun lamanya di atas dunia. Jika diajukan pertanyaan kepada orang dewasa. “Apakah sudah siap jika besok pagi dipanggil ke hadirat Allah SWT?” Hanya orang beriman dan mengerjakan amal shaleh saja yang menjawabnya siap. Selebihnya menjawab tidak siap.Dalam kurun waktu kehidupan dari aqil baligh hingga tutup usia 65 tahun atau 70 tahun sesungguhnya banyak waktu terbuang sia-sia. Berapa banyak yang melewati usia hidupnya bergelimang dengan prestasi dosa. Ketika kematian itu benar-benar datang sebelum sempat bertobat tinggallah penyesalan. Ingin kembali ke alam dunia untuk bertobat tapi Allah SWT tidak menjadikan manusia hidup dua kali di dunia. Allah SWT menyediakan alam baru buat orang yang meninggal dunia. Alam itu disebut barzah atau alam kubur.Ketika ruh keluar dari jasad manusia mengalami kematian. Jasadnya terbujur kaku tidak bernyawa lagi. Jasad berasal dari tanah dikembalikan ke tanah. Sedangkan ruh tidak mati, hanya ia telah berpisah dari jasadnya dan tidak dapat masuk kembali. Bagi si mati ia seolah-olah berada di suatu alam baru yang sangat asing baginya. Alam dunia bukan alam akhirat juga bukan. Ia kini telah berada di alam barzah atau disebut juga alam kubur.Si mati dalam kebingungan dan ketakutan. Terbayang segala dosa yang dikerjakan selama hidup di atas dunia dan ia belum sempat bertobat. Di saat-saat dalam keadaan gemetar ketakutan datang dua utusan Allah SWT, Malaikat Munkar dan Nakir.Sosok dua malaikat itu sangat mengerikan. Sang malaikat memegangnya seperti memegang boneka dan mendudukkannya di hadapannya. Seraya bertanya. “Siapa Tuhanmu, siapa Nabimu, apa agamamu, kiblatmu, kitabmu dan saudaramu.” Dengan wajah pucat dan gemetaran ia tidak dapat menjawab pertanyaan dua malaikat itu. Tubuhnya dihantam palu dan dibakar api. Bumi menghimpit tubuhnya hingga remuk tulang tubuhnya.Bagi hamba Allah SWT yang saleh dan salehah Malaikat Munkar dan Nakir datang dalam sosok yang sangat rupawan. Dia menanyakan enam pertanyaan. Semua pertanyaan itu dapat dijawab dengan fasih dan lancar. Seketika itu terdengar seruan Allah.“Benar dia hambaKu yang saleh maka bentangkanlah hamparan dari syurga untuknya, dan beri pakaian dia dengan pakaian syurga”. Lebih lanjut Rasulullah SAW menerangkan dengan tidak disangka-sangka muncullah seorang yang berwajah sangat tampan cantik rupawan. “Siapakah anda?” Tanya ahli kubur. Orang itu menjawab. “Aku ini amalmu sengaja datang kemari untuk menemanimu sampai hari kiamat”.Suasana dalam kubur bukan lagi merupakan liang lahat yang gelap dan sempit melainkan telah berubah menjadi bilik-bilik di syurga. Lalu keduanya tidur laksana tidurnya pengantin baru menunggu saat hari berbangkit tiba.

Rabu, 06 Mei 2009

MARHABAN YAA RAMADHAN

M A R H A B A N Y AA R A M A D H A N


YA AYYUHALLADZIINA AAMANUU KUTIBA ‘ALAIKUMUSHIYAAMU KAMAA KUTIBA ‘ALALLADZIINA MIN QOBLIKUM LA’ALLAKUM TATTAQUUN


Beberapa bulan lagi menurut penghitungan kalender, 1 Ramadhan 1432 H jatuh pada tanggal 1 Agustus 2011. Sebagai muslim sudah seharusnya kalau kedatangan tamu agung kita yakni bulan suci ramadhan tahun ini kembali kita sambut dengan penuh kegembiraan karena insya Allah, kesempatan menikmati ibadah ramadhan kembali kita kita peroleh.
Nabi Muhammad SAW. bersabda :
Man fariha bihudhuri syahri romadhoona haromallohu jasadahu minanniiron
“Barang siapa yang bergembira dengan datangnya bulan ramadhan, maka Allah mengharamkan jasadnya masuk disemua neraka (al hadits).”
Hadits diatas sangatlah jelas bahwa begitu tinggi dan mulianya derajat serta nilai bulan suci ramadhan, coba kita renungkan menyambutnya saja asal dengan gembira sudah bernilai ibadah yakni terpelihara dari siksa api neraka, kalau saja manusia mengerti itu neraka, pasti mereka akan berpikir 1000x jika ingin mengerjakan perbuatan dosa dan maksiat.Lalu apa itu neraka dan apa isinya?
Menurut kamus besar bahasa Indonesia oleh Badudu Zen, Neraka adalah tempat manusia di siksa di alam akherat setelah dibangkitkan dari alam kuburnya nanti dihisab diyaumil makhsyar, atau api yang panasnya tidak dapat diperkirakan oleh manusia dan isi neraka adalah manusia dan batu, Allah berfirman ;
yaa ayyuhalladziina aamanuu quu anfusakum wa ahlikum naaroo waquuduhannasu walhijaaroh (QS: AT Tahrim :6)
Artinya : Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”
Jadi jelas bahwa isi neraka adalah manusia dan batu, manusia yang bagaimana yang menjadi bahan bakar neraka ? yaitu manusia yang tidak taat, mendurhakai Allah, selalu berbuat dosa, berbuat kerusakan,berbuat maksiat dan lain -lainnya yang tidak disukai dan disenangi oleh Allah SWT, maka itu marilah kita jaga diri kita, keluarga kita dari perbuatan yang dapat menjerumuskan kita dalam api neraka.

Hadirin jamaah yang berbahagia
Kewajiban berpuasa hanyalah diperuntukan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, sebagaimana yang terdapat di dalam surat Al-Baqoroh ayat 183 yang berbunyi :
Yaa ayyuhalladziinaa aamanuu kutiba ‘alaikum mushiyam kamaa kutiba ‘alalladzina minqoblikum la’allakum tattaqun
Artinya : Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana yang telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al-Baqoroh :183)
Jadi jelas bahwa kewajiban puasa hanya untuk orang-orang yang beriman dan bertakwa saja, lalu kalau ada orang yang mengaku islam tetapi dia tidak berpuasa, siang hari ia masih saja makan, minum dan merokok, maka ia adalah bukan orang yang beriman sebab kewajiban berpuasa hanyalah untuk orang yang beriman saja dan target utama ramadhan sebagaimana yang disebutkan pada ayat diatas adalah memantapkan ketakwaan kepada Allah SWT. maka itu ramadhan tahun ini yang penuh barokah, magfiroh ini jangan kita lewatkan begitu saja tanpa ada aktifitas didalamnya.
Nabi Muhammad SAW bersabda ;
Law ya’lamu ummatii maafihadzasyahri minalkhoirii latamanau ayyakunna romadhon nassyianata kullaha
“kalau sekiranya umatku mengetahui apa-apa (kebaikan) didalam bulan romadhon, niscaya mereka menginginkan agar seluruh bulan dalam setahun menjadi bulan ramadhan “karena ketaatan bisa diterima, semua do’a bisa dikabulkan, semua dosa diampuni, dan syurga rindu kepada mereka.
Hadits diatas dapat dipahami bahwa ;
Bulan ramadhan adalah bulan diterimanya permohonan ampunan dari segala dosa, diterimanya segala permohonan/doa, dilipat gandakannya pahala amal kebajikan melebihi dari pada bulan-bulan yang lainnya (amal yang sunah mendapat seperti pahala wajib, sedangkan amal yang wajib pahalanya dilipat gandakan sesuai denga kehendak Allah SWT). Memang setelah mendengar atau membaca hadits diatas kita jadi tahu dan paham bahwa bulan ramadhan itu mempunyai nilai yang sangat tinggi dan melebihi nilainya bulan-bulan yang lain, namun secara jujur kita harus mengakui berat rasanya kalau seluruh hari,bulan dan sepanjang tahun menjadi ramadhan, yang konsekwensinya atau tanggung jawabnya kita harus mengerjakan puasa sepanjang hari, sepanjang tahun atau seumur hidup, sedangkan puasa yang satu bulan penuh saja masih ada yang masih blentang-blentong (entar puasa entar tidak) atau model tutup gendang atau tutup bedug, bahkan juga ada yang bolong melompong bukan karena diserang penyakit maag, tetapi dihinggapi penyakit moh alias malas. Tetapi yang terpenting adalah bulan ramadhan yang umurnya 29 atau 30 hari itu kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, baik itu ibadah puasanya, sholat tarawehnya, tadarus Al-Qurannya, shodaqohnya dan lain sebagainya agar nilai puasanya membuahkan hasil seperti yang disabdakan junjungan Nabi Muhammad SAW :
Man soo ma romadhoona iimanan wahtisaban gufirolahu maa taqoddama min dzambihii wamaa ta akhor
“Barang siapa puasa ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni baginya yang terdahulu dosa-dosanya dan yang terkemudian” (Riwayat Khatib dari ibnu Abbas Ra Al Jami’ush shoghir)
Juga kita harus berupaya sekuat tenaga menjaga, menjahui, menghindari berbagai hal yang dapat membatalkan puasa atau yang membatalkan pahala puasa kita. Sebgaimana peringatan Nabi Muhammad SAW :
Kam min soo imin laysalahuu min shiyaamihii ilal juu ‘u wal ‘athos.
“Berapa banyak orang berpuasa, hasilnya hanyalah lapar dan haus” (Al Hadits)

Hadirin Jamaah yang berbahagia ;
Ramadhan tahun ini kita masuki dalam susana yang penuh dengan keprihatinan. prihatin karena begitu banyak dosa yang dilakukan oleh kita dan masyarakat sehingga Allah menunjukkan kemurkaan-Nya dengan terjadinya sejumlah bencana alam seperti kebanjiran, kebakaran hutan, tanah longsor, dan diperparah lagi terjadinya krisis keuangan negara kita yang membuat masyarakat bertambah sulit yang meyebabkan harga-harga kebutuhan pokok semakin naik, banyak pengangguran yang menyebabkan banyak terjadinya tindakan kriminal, penjarahan, pencopetan, teror bom, dan lain sebagainya. Ini semua kita sadari sebagai kesalahan manusia Allah berfirman didalam surat Ar-Arum ayat :41 yang Artinya ;
“Telah nampak kerusakan di darat dan laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Semua itu menyadarkan kita bahwa keberkahan hidup memang tidak bisa kita peroleh manakala kita memiliki keimanan dan ketakwaan yang sebenar-benarnya kepada Allah SWT. Allah berfirman yang artinya :
“Jikalau sekitranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (surat Al-Araf :96).
Karena itu ramadhan yang penuh berkah harus kita jadikan sebagai momentum untuk meyelamatkan masyarakat dengan melakukan taqarub ilallah, baik dengan taubat, munajat dan sejumlah peribadatan lainnya yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.

Hadirin Jamaah yang berbahagia,
Di dalam menghadapi bulan suci Ramadhan yang mubarok ini kita harus melakukan persiapan-persiapan, Adapun kalsifikasi program yang harus kita persiapkan antara lain :
1. Tarhib atau menyambut ramadhan
2. Ihya atau menghidupkan ramadhan
3. Ba’da ramadhan yakni menindak lanjuti aktivitas ramadhan

* Yang pertama tarhib atau menyambut ramadhan :
Untuk menyambut dan mengisi ramadhan yang mubarok dengan berbagai aktivitas, adapun secara pribadi ada beberapa hal yang harus dilakukan pertama menjaga kondisi fisik kita agar tetap sehat sehingga ibadah ramadhan seperti puasa, tarawih, tilawah, dan lain-lainnya dapat kita laksanakan dengan baik, karena bila sakit amat sulit bagi kita untuk melaksanakan berbagai aktifitas ramadhan yang memang amat menuntut kesiapan fisik. kedua mengingat kembali fikih yang berkaitan dengan ibadah ramadhan sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan lacar, ketiga segera membayar atau mengqodho puasa yang dengan sebab-sebab tertentu tidak dapat kita laksanakan pada ramadhan tahun lalu, keempat mengkondisikan diri kita dengan menunaikan ibadah yang sunah seperti puasa bulan syaban, tadarus Al-Quran dan lain sebagainya.
Kelima saling maaf memafaafkan dengan sesama kaum muslimin sehingga di dalam memasuki ramadhan, dosa kita kepada manusia sudah kita hapus sehingga pada bulan ramadhan, hanya meyelesaikan dosa kita kepada Allah SWT,sehingga ketika ramadhan berakhir dan tiba hari raya idul fitri kita benar-benar berada dalam keadaan fitrah atau suci.

* Yang kedua persiapan yang kita lakukan didalam ramadhan yaitu Ihya atau menghidupkan ramadhan dengan berbagai aktifitas yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah, seperti puasa, sholat tarawih, sholat witir, berdoa, tilawah, tdabur Al-Qur’an, khataman Al-Qur’an, itikaf sepuluh hari terakhir dan lain sebagainya disamping itu aktifitas ramadhan juga harus dapat memperkokoh hubungan dengan sesama, seperti zakat, infak, shodaqoh, ifthor (buka puasa bersama) dan lain sebagainya.

* Yang ketiga persiapan ba’da ramadhan (setelah ramadhan) yakni menindak lanjuti aktifitas ramadhan sehingga ramadhan tidak berakhir begitu saja tanpa ada sesuatu yang berarti. Antara lain dengan menyelenggarakan takbiran sebagaimana yang dicontohkan oleh oleh Rasulullah SAW, bukan takbiran yang hura-hura dan mengandung nilai kemaksiatan, melaksanakan sholat idul fitri yang berlangsung secara khusyu, bersilaturahmi antar keluarga dan masyarkat agar tumbuh semangat kebersamaan (Ukhuwah Islamiyah) melaksanakan puasa sunat bulan syawal, dan yang terlebih penting lagi yaitu merealisasikan (melanjutkan) aktifitas ramadhan diluar bulan ramadhan, jangan pada bulan ramadhan saja ia rajin sholat laitul lail (sholat malam) seperti tahajud, witir, tadarus Al-Qur’an, suka bersodakoh tetapi setelah ramadhan berakhir ia tidak lakukan lagi. Manakala sejak dini aktifitas ramadhan telah kita rencanakan dengan matang dan kita laksanakan tepat pada waktunya banyak manfaat yang kita peroleh dalam upaya menyelamatkan diri, keluarga dan masyarakat dari sejumlah krisis yang selalu menghantui, akhirnya kita ucapkan “MARHABAN YA RAMADHAN” selamat datang wahai ramadhan.
Wallahu ‘alam bissowab




Sumber Berita :
Al- Qur’an & Al-hadits, Lembaran da’wah Marhamah, Lembaran Dakwah mauizoh Hasanah


Oleh : Jumadi (Ikhwan Jamaah Nurul Hidayah Depok)
Jumadi (MTR Al-Fatah Depok) 

Selasa, 21 April 2009

Kesuksesan Belum Tentu Mendatangkan Kebahagiaan


Di zaman sekarang ini banyak orang sukses tapi tidak bahagia. Sukses karier, pangkat dan jabatan naik, tapi darah tetap naik, bisnis sukses dagangan maju, keuntungan berlipat ganda tapi tamak, rakus dan kikir semakin menjadi-jadi. Rumah besar dan mewah, perlengkapan rumah tangga serba luxs dan canggih tapi justeru semakin tidak betah di rumah.

Diera modern sekarang ini banyak manusia yang stress, shock, kaget, bingung, karena sedang terjadi persaingan yang tajam dalam mengejar materi, pangkat dan jabatan, tapi tidak diimbangi dengan aspek spiritual akhirnya banyak orang yang mengambil jalan pintas bunuh diri ambil contoh “ Elvis Presley” siraja rock dari AS adalah contoh manusia yang sukses dalam karier popularitasnya melebihi presidennya sendiri, namun hidupnya dilanda keresahan yang amat sangat, ia punya ketergantungan kepada obat penenang, sampai akhirnya mengkomsumsi secara over dosis, akibatnya mati . Keresahan inipun melanda sang mega bintang Michael Jackson, bintang lapangan Diego Armando Maradona dan banyak para bintang yang lainnya bisa jadi nasib mereka akan seperti Elvis, inilah contoh kecil dari sekian banyak manusia modern yang mengalami keresahan ditengah keberhasilannya meraih materi, Bila ditanya apa penyebab petaka manusia semacam ini ?

Yang pertama ; Manusia menilai bahwa kepuasan, kesenangan dan kebahagian hidup terletak dalam keberhasilanya mengumpulkan materi. Materi telah menjadi tujuan hidup manusia bahkan tidak sedikit manusia yang mendewakan atau menuhankan materi, materi adalah segala-galanya inilah gaya hidup matrealistik yang sebenarnya akan menjatuhkan nilai dan matabat manusia itu sendiri.
Rasulullah SAW memberikan gambaran masa depan umat “akan datang suatu masa nasib umat Islam laksana buih ditengah lautan yang diombang-ambingkan gelombang, para sahabat bertanya ‘ya Rasulullah ; apakah nanti jumlah umat Islam sedikit ? , Rasullah berkata ; tidak pada saat nanti umat Islam jumlahnya banyak, tetapi terjangkit penyakit wahan’ jawab Nabi Saw. Para sahabat kembali bertanya ; “Apa itu penyakit Wahan ? “Rasulullah menjawab “Hubbuddunya Wakarohiyatul Maut (Cinta (rakus) dunia dan takut mati). Islam tidak melarang menjadi orang kaya, sebab kekayaan sangat diperlukan dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat, bahkan dalam perjuangan Islam memerlukan dana. Sebaliknya Islam mengecam kemiskinan Rasulullah mengingatkan kita ; “Kazalfaqru ayakunakufron “ artinya ; Kepakiran (Kemiskinan) dapat menyeret manusia pada kekufuran.
Yang dilarang Islam adalah menjadikan materi sebagai tujuan hidup manusia,sehingga akibatnya manusia menghalalkan segala cara termasuk yang dilarang agama yang pernting mendapatkan materi. Islam menganjurkan agar harta dijadikan alat untuk berjuang dan mengabdi kepada Allah SWT, Siti Khodijah, Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdurahman bin Auf Dll, adalah orang kaya yang kekayaannya dijadikan alat untuk berjuang dijalan Allah SWT.

Kedua, Yang menyebabkan manusia mengalami keresahan ditengah keberhasilannya meraih materi, karena manusia semakin jauh dari Allah SWT, karena beranggapan bahwa materi dapat memberikan jaminan kebahagiaan, materi dikejar dengan segala daya dan pengorbanan yang luar biasa, sementara Allah SWT sang pemberi rejeki justeru dilupakannya, maka apa yang diperolehnya justru semakin menjauhkan manusia dari kebahagiaan hidup, sebab kebahagiaan sejati akan diperoleh pada saat manusia dekat dengan Allah SWT.
Bila manusia merasa bahagia pada saat memperoleh materi atau saat berdekatan dengan sang doi (kekasih), maka kebahagian tersebut hanya bersifat nisbi/relatif dan sementara. Tetapi adapun orang yang dekat kepada Allah, maka dia memperoleh ketentraman dan kebahagiaan yang sesungguhnya (kebahagian hakiki).
Ini adalah bukti kebenaran Firman Allah SWT.
“Alladziina amanu awtathmainaquluubuhum bidzikrilahi tathmaianulquluub
Artinya : Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram (QS. Ar-Ra’d:28)
Al-Qur’an dan Hadis diturunkan kepada manusia untuk menjadi pedoman hidup yang memberikan bimbingan serta ajaran untuk selalu berorientasi kepada Allah SWT. Ini terangkum dalam kalimat dzikrullah :”La Ilaha Illah” yang tadi sama-sama kita baca didalam tuntunan fateha dan tahlil, yang semuanya tertuju pada Allah semata, karena hakekat diciptakannya manusia adalah untuk mengabdi kepada Allah SWT sebagaimana tersirat didalam Al-Qur’an surah Al-Dzariat ayat 56
“Wama kholaktuljinna wal insa illa liya’budun”
Artinya : ’Tidak ku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”
Maka sudah jelas bahwa tujuan hidup manusia hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT semata. Maka itu kita harus memperbaiki dan meluruskan tujuan/orientasi hidup kita yang keliru. Harta yang kita miliki, Jabatan yang kita raih, pangkat yang kita peroleh semuanya pada hakekatnya adalah titipan dari Allah SWT. Semuanya adalah sebagai alat untuk mengabdi kepada-Nya, Rasuullah yang Mulia adalah contoh seorang pemimpin yang sangat dicintai umatnya, contoh seorang suami yang menjadi kebanggaan keluarganya, contoh seorang pengusaha yang dititipi dunia tapi tak diperbudak oleh dunia karena beliau adalah orang yang sangat terpelihara hatinya dari silaunya dunia. Tidak ada cinta terhadap dunia kecuali cinta terhadap Allah. Kalaupun ada cinta pada dunia, itupun hakikatnya adalah cinta karena Allah jua. Inilah salah satu rahasia sukses Rasulullah.
Apa yang dimaksud dengan dunia ? Firman-Nya “Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan ......dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Al Hadid : 20)
Dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai kepada Allah. Misalnya shalat, shaum atau sedekah tetap dikatakan urusan dunia jika niatnya ingin dipuji makhluk hingga hati lalai terhadap Allah. Sebaliknya, orang yang sibuk siang malam mencari uang untuk didistribusikan kepada yang memerlukan atau untuk kemaslahatan uamt, bukan untuk kepentingan pribadi, maka ia tak dikatakan lalai terhadap Allah, walau aktivitasnya duniawi. Artinya segala sesuatu yang membuat kita taat kepada Allah, maka hal itu bukanlah urusan dunia.
Bagaimana ciri orang yang cinta dunia ? Jika seseorang mencintai sesuatu, maka dia akan diperbudak oleh apa yang dicintainya. Jika orang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit hati. Ada yang menjadi sombong,dengki, serakah,iri hati, makin cinta pada dunia, akan makin serakah, bahkan bisa berbuat keji untuk mendapatkan dunia yang diinginkannya. Pikirannya selalu dunia, pontang panting siang malam mengejar dunia untuk kepentingan dirinya.
Ciri lainnya adalah takut kehilangan. Seperti orang bersandar ke kursi, maka akan takut sandarannya diambil. Orang yang bersandar ke pangkat atau kedudukan, maka ia akan takut pangkat atau kedudukannya diambil. Karenya pecinta dunia itu tak pernah bahagia.
Rasullah yang mulia, walau dunia lekat dan mudah baginya, tapi semua itu tak pernah mencuri hatinya. Misalnya, saat pakaian dan kuda terbaiknya ada yang meminta, beliau memberikannya dengan ringan. Beliau juga pernah menyedekahkan kambing satu lembah. Inilah yang membuat beliau tak pernah berpikir untuk berbuat aniaya.
Semua yang ada dilangit dan dibumi adalah titipan Allah semata. Kita tak mempunyai apa-apa. Hidup didunia hanya mampir sebentar saja. Terlahir sebagai bayi, membesar sebentar, menua, dan akhirnya mati. Kemudian terlahir manusia berikutnya. begitu seterusnya.
Bagi orang yang telah sampai pada keyakinan bahwa semuanya titipan Allah dan total milik-Nya, maka tak akan pernah sombong, minder, iri ataupun dengki, bahkan akan selalu siap titipannya diambil oleh pemiliknya karena segala sesuatu dalam kehidupan dunia ini tak ada artinya. Harta,gelar,pangkat, jabatan, dan popularitas tak ada artinya jika tak digunakan di jalan Allah. Yang berarti dalam hidup ini hanyalah amal-amal kita. Karenanya jangan pernah ada atau tiadanya dunia ini meracuni hati kita. Adanya jangan sombong, sedikitnya tak usah minder.Kita harus meyakini bahwa siapapun yang tak pernah berusaha melepaskan dirinya dari kecintaan terhadap dunia, maka akan sengsara hidupnya karena sumber dari segala fitnah dan kesalahan adalah ketika seseorang begitu mencintai dunia. Semoga Allah mengaruniakan pada kita nikmatnya hidup yang tak terbelenggu oleh dunia.

Berprasangka Baik Kepada Allah SWT

BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH SWT


Dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini, kita senantiasa dihadapkan pada ujian dan cobaan yang silih berganti, baik ujian itu menyenangkan maupun menyakitkan, baik yang menggembirakan hati, maupun yang menyesakkan hati.

Pendek kata cobaan-cobaan itu pasti akan selalu beriringan menghiasi alam kehidupan kita, Sebagai seorang mukmin kita harus pandai-pandai menyelesaikan masalah demi masalah, dan cobaan demi cobaan dan jangan sekali-kali kita berputus asa dalam menghadapi problematika kehidupan karena tidak semata-mata Allah memberikan ujian kepada orang beriman, kecuali ada hikmah dibalik cobaan itu.
Firman Allah SWT :
“Dan janganlah kamu (sekali-kali) berputus asa dari rahmat Allah” (Surat Yusup : 87)

Tidak Boleh ada satu celahpun dalam hati kita untuk berprasangka buruk kepada Allah SWT, dalam menghadapi cobaan hidup yang penuh dengan penderitaan. Dalam setiap masalah yang kita hadapi kita harus dapat hayati, bahwa Allah SWT akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita dan Allah tidak akan pernah untuk menganiaya hambaNya, kecuali dengan cobaan yang dapat hambanya hadapi.
Firman Allah SWT :
“Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya, dia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya, dia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya.” (Al-Baqoroh : 286 )

Dalam pengakuan keimanan kepada Allah SWT, kita tidak cukup hanya dengan mengucapkan “Aku beriman kepada Allah”. Akan tetapi Allah akan membuktikan pengakuan keimanan kita tersebut melalui cobaan-cobaan hidup, Firman Allah SWT :
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja, dengan mengatakan : “kami telah beriman”, padahal mereka belum lagi mendapatkan cobaan?”

Semakin berat cobaan-cobaan hidup yang kita hadapi, maka semakin tinggilah derajat keimanan disisi Allah SWT, dan bila kita mampu menyikapi ujian demi ujian dengan kesabaran, maka kita akan mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Firman Allah SWT :
“Dan sungguh akan kami berikan ujian kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta benda, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah kabar gembira terhadap orang-orang yang sabar (dalam menerima ujian) “Al-Baqoroh : 155.

Untuk lebih mengahayati dan meyakini, bahwa setiap ujian itu ada nikmat dan hikmah yang terkandung didalamnya, akan saya berikan contoh sederhana :
Alkisah ada dua orang kakak beradik penjual tape, yang berangkat dari rumahnya di sebuah dusun pada pagi hari seusai shalat shubuh, di tengah pematang sawah tiba-tiba pikulan sang kakak berderak patah, pikulan di sebelah kiri masuk ke sawah dan yang di sebelah kanan masuk ke kolam. Betapa kaget, sedih, kesal dan merasa sangat sial, jualan belum, untung belum bahkan modalpun habis terbenam, dengan penuh kemurungan mereka kembali ke rumah. Tapi dua jam kemudian datang berita yang mengejutkan, ternyata kendaraan yang biasa ditumpangi para pedagang tape terkena musibah sehingga seluruh penumpangnya cedera bahkan diantaranya ada yang cedera berat, satu-satunya diantara kelompok pedagang yang senantiasa menggunakan angkutan tersebut yang selamat hanyalah dirinya, yang tidak jadi berjualan karena pikulannya patah. Subhanalloh, dua jam sebelumnya patah pikulan dianggap kesialan besar, dua jam kemudian patah pikulan dianggap keberuntungan luar biasa.
Oleh karena itu "fa idzaa azamta fa tawaqqal alalloh" bulatkan tekad, sempurnakan ikhtiar namun hati harus tetap menyerahkan segala keputusan dan kejadian terbaik kepada Allah Swt. Dan siapkan mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu Allah Swt.Allah Swt, berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 216, "Boleh jadi engkau tidak menyukai sesuatu padahal bagi Allah Swt lebih baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal buruk dalam pandangan Allah Swt."

Sebagai catatan, marilah kita jalani hidup kehidupan ini dengan berprasangka baik (Husnuzhon) kepada Allah SWT. Yakinkanlah kepada diri kita, bahwa persoalan hidup yang serumit apapun yang dihadapi, pasti dan pasti Allah SWT akan menolong kita apabila kita selalu berhusnuzhon kepada Allah, karena “husnuzhon adalah kunci syukur kita kepada Allah SWT. Dan terimalah apapun yang telah Allah berikan kepada kita, bagaimanapun keadaan ekonomi kita dan apapun propesi kita, buruh, karyawan, petani,pedagang, pemulung, tukang sapu, dan sebagainya.

Ingatlah, bahwa bila kita menerima dan mensyukuri nikmat yang ada, maka Allah akan senantiasa untuk menambahnya, akan tetapi bila kita mengingkarinya, tidak mau bersyukur kepada_Nya, maka azab Allah akan menimpa diri kita, baik azab dunia berupa kemiskinan dan sebagainya dan lebih-lebih azab di akhirat.

Tanamkanlah dalam hati kita untuk selalu berprasangka baik kepada Allah SWT dan berzikirlah kepada Allah kapanpun dan dimanapun, karena sesungguhnya Allah akan senantiasa menyertai hamba-hamba-Nya yang selalu mengingati-Nya. Sebagaimana Allah berfirman dalam hadist qudsinya :
Artinya : “Allah Azza Wajalla berfirman, sesungguhnya aku ini tergantung daripada sangkaan hamba-ku terhadap-ku, dan aku akan selalu menyertai hambaku, ketika hamba-ku mengingat akan aku “ (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebagai penutup marilah kita abdikan diri kita kepada Allah SWT semaksimal mungkin, dan senantiasa menjalankan apa yang telah diperintahkannya dan meninggalkan apa pun yang dilarang-Nya.Dan Marilah kita jalani kehidupan ini dengan baik dan hati-hati jangan sampai tersesat dari jalan Allah SWT, karena hidup kita hanya sekali dan didunia ini hanyalah tempat singgah sementara. Adapun tujuan kita yang sejati adalah kehidupan di akherat yang kekal abadi dan jangan sampai kita mati dengan membawa penyesalan dan dosa.