Kamis, 27 Agustus 2009

Kematian Bukan Akhir kehidupan

Kematian Bukan Akhir dari Kehidupan

Tiap-tiap makhluk yang bernyawa pasti merasakan kematian dan kematian itu bukan akhir dari suatu kehidupan. Bagi kita selaku hamba Allah SWT yang beriman dan mengerjakan amal saleh kematian merupakan awal dari kehidupan baru menuju kepada kehidupan yang kekal dan abadi di akhirat.Hidup dan mati disebutkan Allah SWT di berbagai surat dan ayat dalam Al Quran. Di antaranya firman Allah dalam Surat Al Anbiyaa’ ayat 34-35 yang artinya. “Kami tidak menyediakan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu. Maka jikalau kamu mati apakah mereka akan kekal. Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” Begitulah ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada setiap makhluknya yang bernyawa. Salah satu cobaan yang sering memperdaya manusia berupa kenikmatan duniawi harta dan tahta. Demi mendapatkan harta manusia bekerja keras siang dan malam tanpa mengenal waktu sampai-sampai beribadah kepada Allah SWT terabaikan. Harta menjadi berhala baginya. Demikian pula dengan tahta manusia mencapainya dengan menzalimi lawan-lawan politiknya dan menghalalkan semua cara.Padahal harta dan tahta hanya sudut pandang manusia yang tidak pernah sama selain itu merupakan kenikmatan duniawi yang tidak ada artinya apa-apa jika dibandingkan dengan kenikmatan hidup di akhirat.Kenikmatan yang dijanjikan Allah SWT di akhirat berlangsung terus menerus abadi tidak lagi dibatasi oleh waktu.Demikian pula dengan siksaan yang diberikan Allah SWT. Oleh sebab itu Allah SWT mengingatkan manusia dengan berbagai perumpamaan hidup di dunia ini. Misalnya dalam Surat Yunus ayat 24 Allah SWT berfirman yang artinya. “Sesungguhnya perumpamaan hidup di dunia itu adalah seperti air hujan yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman di bumi di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan memakai pula perhiasannya dan petani mengira bahwa mereka pasti menguasainya. Tiba-tiba datanglah kepada mereka azab Kami di waktu malam atau siang lalu Kami jadikan tanam-tanamannya laksana tanaman yang sudah disabit seolah-olah belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami jelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang berfikir.”Ayat di atas menerangkan pada manusia bahwa usia kehidupannya di dunia laksana usia tumbuh-tumbuhan. Pepatah mengatakan umur manusia laksana buah kelapa tua dan muda gugur ke bumi. Jika manusia menyangka kehidupannya di dunia kekal maka nasibnya akan sama seperti nasib seorang petani yang menanam sayur-sayuran. Petani berangan-angan sayuran yang ditanamnya akan tumbuh subur sehingga dapat dipanen. Namun tiba-tiba datang hama menyerang seluruh sayuran yang ditanamnya. Pada mulanya daunnya layu berwarna kuning kemudian daun itu gugur satu persatu ke bumi lalu mati.Para ahli tasauf berpendapat bahwa dunia ini merupakan kebun akhirat. Di dunia manusia menuai benih kebajikan dan di akhirat nanti akan memanennya. Hati merupakan tanahnya dan iman menjadi benih yang disemaikan di atas tanah. Ibadah yang dikerjakan merupakan air yang menyuburkan tanah sehingga tanaman dapat tumbuh subur. Hari kiamat merupakan waktu panen. Seseorang tentu tidak akan memanen apabila ia tidak pernah menanam.Dalam sebuah hadits dari Anas bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya tiada kehidupan yang sebenarnya melainkan kehidupan di akhirat” (Hadits riwayat Bukhari). Segala kenikmatan dan kekayaan di dunia tidak kekal. Bahkan kenikmatan hidup di dunia ini sifatnya hanya sesaat saja. Semua kenikmatan hidup di dunia ini bila meninggal dunia akan ditinggalkan. Oleh karena itu cintailah kehidupan dunia tapi hanya sekedarnya saja. Seorang muslim harus berani mengorbankan kenikmatan duniawinya demi kebahagiaan hidup di akhirat. Hal ini bukan berarti kenikmatan hidup duniawi lalu ditinggalkan.Naluri setiap manusia sangat mencintai kehidupan duniawi bahkan tidak seorangpun mengharapkan kematian secepat itu. Manusia ingin hidup seribu tahun lamanya di atas dunia. Jika diajukan pertanyaan kepada orang dewasa. “Apakah sudah siap jika besok pagi dipanggil ke hadirat Allah SWT?” Hanya orang beriman dan mengerjakan amal shaleh saja yang menjawabnya siap. Selebihnya menjawab tidak siap.Dalam kurun waktu kehidupan dari aqil baligh hingga tutup usia 65 tahun atau 70 tahun sesungguhnya banyak waktu terbuang sia-sia. Berapa banyak yang melewati usia hidupnya bergelimang dengan prestasi dosa. Ketika kematian itu benar-benar datang sebelum sempat bertobat tinggallah penyesalan. Ingin kembali ke alam dunia untuk bertobat tapi Allah SWT tidak menjadikan manusia hidup dua kali di dunia. Allah SWT menyediakan alam baru buat orang yang meninggal dunia. Alam itu disebut barzah atau alam kubur.Ketika ruh keluar dari jasad manusia mengalami kematian. Jasadnya terbujur kaku tidak bernyawa lagi. Jasad berasal dari tanah dikembalikan ke tanah. Sedangkan ruh tidak mati, hanya ia telah berpisah dari jasadnya dan tidak dapat masuk kembali. Bagi si mati ia seolah-olah berada di suatu alam baru yang sangat asing baginya. Alam dunia bukan alam akhirat juga bukan. Ia kini telah berada di alam barzah atau disebut juga alam kubur.Si mati dalam kebingungan dan ketakutan. Terbayang segala dosa yang dikerjakan selama hidup di atas dunia dan ia belum sempat bertobat. Di saat-saat dalam keadaan gemetar ketakutan datang dua utusan Allah SWT, Malaikat Munkar dan Nakir.Sosok dua malaikat itu sangat mengerikan. Sang malaikat memegangnya seperti memegang boneka dan mendudukkannya di hadapannya. Seraya bertanya. “Siapa Tuhanmu, siapa Nabimu, apa agamamu, kiblatmu, kitabmu dan saudaramu.” Dengan wajah pucat dan gemetaran ia tidak dapat menjawab pertanyaan dua malaikat itu. Tubuhnya dihantam palu dan dibakar api. Bumi menghimpit tubuhnya hingga remuk tulang tubuhnya.Bagi hamba Allah SWT yang saleh dan salehah Malaikat Munkar dan Nakir datang dalam sosok yang sangat rupawan. Dia menanyakan enam pertanyaan. Semua pertanyaan itu dapat dijawab dengan fasih dan lancar. Seketika itu terdengar seruan Allah.“Benar dia hambaKu yang saleh maka bentangkanlah hamparan dari syurga untuknya, dan beri pakaian dia dengan pakaian syurga”. Lebih lanjut Rasulullah SAW menerangkan dengan tidak disangka-sangka muncullah seorang yang berwajah sangat tampan cantik rupawan. “Siapakah anda?” Tanya ahli kubur. Orang itu menjawab. “Aku ini amalmu sengaja datang kemari untuk menemanimu sampai hari kiamat”.Suasana dalam kubur bukan lagi merupakan liang lahat yang gelap dan sempit melainkan telah berubah menjadi bilik-bilik di syurga. Lalu keduanya tidur laksana tidurnya pengantin baru menunggu saat hari berbangkit tiba.